Thursday 7 April 2016

Bandar Bola Terpercaya - Apakah Anda Termasuk Orang Yang Memiliki Kecerdasaan Emosional?



Bandar Bola Terpercaya - Orang dengan kecerdasan emosional tinggi adalah pemberi saran bagi teman-teman dalam satu geng.Anda biasanya mengenali orang seperti ini, orang ini memahami perasaan Anda jauh sebelum Anda mengungkapkannya. Menurut Sarah Fader dari YourTango.com, ada banyak orang seperti ini di dunia. Mereka kerap disebut "si penyembuh" karena perannya yang menjadi terapis bagi teman-temannya.

"Oh, coba tanya Nina. Dia biasanya selalu tahu, apa yang harus dilakukan." Adalah kalimat yang kerap dikatakan orang-orang untuk menggambarkan orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi. Ini juga sebabnya, ia dapat mengetahui apa yang ada dalam pikiran pasangan Anda, hanya dengan mengobrol selama lima menit dengannya. Adakah teman Anda yang seperti ini? Atau jangan-jangan Anda sendirilah si terapis ini?

Berikut 10 ciri-ciri Anda memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi daripada teman-teman Anda.

1. Banyak orang yang bilang "Nah itu aku!" kepada Anda
Saat seseorang mengatakan "Nah itu aku!" (atau sejenisnya) kepada Anda, artinya mereka sedang mengungkapkan fakta bahwa apa yang dirasakannya sudah jelas ditangkap oleh Anda. Ya, Anda telah benar-benar mengerti apa yang sedang mereka rasakan, dan biasanya memberikan saran yang amat bermanfaat bagi permasalahan tersebut. Kadang perasaan itu tak bisa terungkap semua, namun Anda telah mengerti, sebelum ia mengatakannya.

2. Fasih mengungkapkan pikiran
Anda biasanya mampu mengungkapkan isi pikiran, tanpa banyak pertimbangan. Lebih mudah terbuka untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran, tanpa perlu terlalu takut akan konsekuensi yang harus dihadapi. Orang lain mungkin tidak suka dengan apa yang dikatakan, namun Anda tahu persis apa isi hati mereka, karena itu Anda yakin bahwa keadaan akan baik-baik saja.

3. Banyak menghabiskan waktu untuk terapi
Dalam banyak kejadian, Anda ingin terus menemui terapis. Sebab melihat pentingnya wawasan mengenai emosi, dan menganggapnya sesuatu yang harus dijaga dan dibudidayakan. Justru mereka yang menghindari segala bentuk emosional tidak melihat nilai dalam menemui terapis, karena tidak melihat emosi sebagai aset. Si cerdas emosional amat tertarik melakukan eksplorasi emosi sebagai bentuk kewaspadaan dan mengambil hikmah dari kejadian.

4. Intuitif
Anda dapat merasakan jika ada sesuatu yang salah terjadi dalam hubungan. Mungkin pasangan Anda marah akan sesuatu, namun tidak mengungkapkannya. Anda biasanya dengan mudah membuka dialog dan mengundang emosi masuk kedalam obrolan Anda dengannya.

5. Anda tahu saatnya hubungan berakhir
Anda mampu memahami saat hubungan sudah tak bisa lagi dipertahankan. Misalnya tahu bahwa pasangan berselingkuh atau hubungan sudah terlalu renggang dan sulit bertahan. Dan saat hal ini terjadi, Anda tidak akan menyangkal dan berusaha menghindar.

6. Andalah si terapis
Karena Anda dianggap paling memahami emosional orang di sekitar, maka Anda biasa didaulat menjadi si terapis. Tak apa, dan terima saja peran Anda sebagai si "tempat curhat" oleh semua orang. Toh Anda memang bisa memberi saran yang baik.

7. Anda memahami latar belakang sikap seseorang
Kewaspadaan adalah nomor satu bagi si cerdas emosional. Ia akan selalu tahu hal apa yang harus dan telah dilakukannya. Meski kadang yang dilakukan terlihat impulsif dan merugikan diri sendiri, mereka pasti tahu persis alasan dan motivasi perilakunya itu. Begitu juga dengan sikap kepada orang lain. Anda memahami setiap orang, maka Anda bersikap sesuai dengan yang dibutuhkan tiap orang.

8. Tidak berasumsi
Anda akan kontinu bertanya pada teman-teman, apa yang mereka rasakan. Anda memberikan perhatian penuh pada orang-orang tersayang, dan peduli pada apa yang sedang mereka lakukan.

9. Berpikir sebelum bicara
Saat kemarahan sudah terasa panas di kepala, banyak orang meledakkannya tanpa berpikir, kemudian menyesal. Anda tahu kapan harus mengambil momen untuk diam sebelum bicara dalam kemarahan.

10. Tahu kapan harus diam
Anda paham bahwa kadang diam itu emas. Kita tak perlu terus menerus mengisi waktu dan keberadaan dengan pembicaraan. Kadang ada saatnya santai dan memproses banyak hal sebelum bicara.

Posted By: 

No comments:

Post a Comment